28 Jul 2019

Ragu (dialog)


*mainkan atau tidak sama sekali*


Aku capek dengan ‘kita’. Belakangan ini kamu beda. Aku pun demikian.

“Kamu kenapa lagi? Bosan dengan ku?
Setiap kamu gini aku selalu mikir, salah aku dimana?
Aku salah apalagi ke kamu?
Kamu tahu, aku yang dulu dan sekarang beda. Kondisinya sudah bukan seperti dulu lagi.”

Iya, aku paham kamu sibuk... Aku berusaha untuk mengertimu, aku juga ingin kamu yang demikian untuk ku. Tapi kenapa ketika seperti ini seolah-olah masalahnya ada di aku?

“Tunggu dulu. Ketika kamu butuh aku, aku selalu berusaha ada buat kamu. Kenapa kamu ngga pernah melihat (usaha) ku disitu?

Dengar, belakang ini kamu berubah.
Setiap ada yang dekat dengamu mereka seakan lebih baik dari ku. Aku harus mengusahakan yang seperti apa lagi untukmu?”

.

.

Aku ngga bisa kayak gini terus. Aku capek. 
Seakan-akan aku mengalah untuk mengertimu itu masih kurang, aku merasa seolah-olah masalah yang sama selalu saja datang, karena diriku.


Aku sering bertanya hal ini padamu, hubungan ini akan kita bawa kemana?

“Maksudmu kamu ingin ini berakhir? Jujur, aku ngga bisa.
Aku masih sayang. Kamu yang selalu ada untuk ku ketika aku butuh dukungan, bukan sebaliknya.

Ketika kamu tertawa karena ku, disitu aku merasa yakin aku bisa membawamu keluar ketika ‘masa lalu’ mu datang, itu saja sudah membuatku senang.
Apa ya, aku merasa aku ini berarti bagimu. Aku merasa usaha ku juga ada untukmu.
Aku tidak ingin mengecewakan itu.

.

.

.

Halo? Kamu masih disitu?”

Ini semua memang salah ku. Aku ngga tahu apa yang ku pikirkan sekarang.

“Jangan sedih, aku bukan menuduhmu.. Aku minta maaf kalau selama ini aku ada salah denganmu.”

Aku juga minta maaf, aku yang selama ini merepotkanmu. Yasudah, kamu sekarang istirahat saja

“Lantas bagaimana denganmu?”

Segera.

“Yasudah aku pamit dulu.”
Share:

12 Jul 2018

Wakdoyok (2)

HI !

Terima kasih ya sudah mau menunggu kiriman terbaru di blog ini☻

Tak terasa sudah 6 semester diri ini bergulat dalam dunia perkuliahan bersama teman-teman tentunya. Semakin berkembang pemikirannya, semakin tahu arah dan tujuan mau dibawa kemana dirinya. Saat ini saya dan teman-teman sedang berjuang dalam menyelesaikan studi. Kebanyakan orang mengatakan 'menyusun skripsi sebagai pemenuhan diri'. Sebagian lagi menyebutnya 'untuk mendapatkan gelar bergengsi'. Sisanya berujar 'agar tidak lama-lama disini'.

Bagaimana pun saya bersyukur diri ini dapat melalui proses awal penyusunan dengan lancar. Begitu pun ketika melihat teman-teman yang lain. Usaha dan doa tidak akan mengkhianati hasil, seperti itulah diri ini menilai.

****

Seperti halnya kebiasaan saya setiap liburan, saya selalu merindukan teman-teman saya. Baik teman semasa kecil yang sepermainan, teman sekolah menengah pertama, menengah atas, hingga teman-teman seperkuliahan.
Memang benar kata orang-orang terdahulu bahwa kenangan adalah hal yang tidak akan pernah terlupakan oleh waktu. Salah satunya merekam kegiatan yang kita lakukan pada teman/keluarga/dsb.

Kali ini saya dengan senang hati ingin memberitahukan jika teman-teman saya yang berbakat ini (Vica dan Dea) sudi merekam hal tersebut. Videonya lama, hanya saya baru memberitahukannya disini.
"Dibikin seru aja kalo nonton, jangan serius-serius amat" like, comment, dan subscribe juga boleh :) berikut videonya
#Video 3 dan #Video 4
Share:

10 Jul 2018

Chabi


Big thanks to Dealita Nadya for drawing me this cutie sketch of Chabi :3

Teruntuk dirimu yang tak pernah berhenti ada dalam pikiran ku ini
Teruntuk dirimu yang selalu bersemayam dalam lubuk hati ku ini

Pertama
Kau orang pertama yang ku lihat dalam masa orientasi kala itu

Senyum

Kau berdiri tegap dengan senyum ramah yang terlukis diwajah pada setiap orang yang melintas
Manis
Itulah yang tersirat dalam benak ku
Hai !
Walau bukan aku yang kau sapa, itulah kata yang kau ucap pertama, kala itu

Halo kamu yang ada disana

Kini aku terjebak mengagumimu dalam diamku, terlepas dari semua yang ku sebut
Mengagumi akan tulisan yang kau ukir bersama duniamu
Entah mengapa aku dapat memahami banyak hal darimu. Iya, dari tulisan-tulisanmu itu

Halo kamu yang ku sebut sebagai pujangga, pemikir dialektis
Yang ku sebut sebagai Chabi

Walau kau menyebut dirimu sebagai seorang pengantar pesan
Tetaplah ukir pandanganmu dalam tulisan-tulisan hebat yang kau buat

Bukan kah kau beruntung dapat di kagumi walau dengan sederhana?
Cinta?
Bisakah mengagumi ini kau sebut sebagai bagian dari rasa cinta? Di cintai dengan begitu hebatnya.
Sepertinya tidak.
Bisakah kau merasakan hal yang sama seperti ku?
Bisakah kau melakukan hal yang sama?
Biarkan. Biarkan perasaan ini menjadi urusan ku bersama Tuhan ku.

Aku hanya bisa mendoakan hal yang terbaik untukmu
Jika nanti semua tak berujung padamu,
Biarkanlah Tuhan yang tahu segalanya bahwa aku dulu pernah sangat mengagumimu.
Share:

17 Jul 2016

Rosemary


Sudah lewat tengah malam dan Bim tiba-tiba terbangkit dari tidurnya. Langkah kaki itu terdengar lagi, suara yang tak asing bagi Bim. Malam kian larut namun tidak bagi Bim. Ia sadar akan hari ini. Bim terus menyusuri lorong asrama. Lorong dengan tiap sisinya dihiasi tiang besar dengan jarak tiap tiang yang cukup jauh. Lorong tersebut berbatasan langsung dengan dunia luar yang gelap. Sunyipun tidak menyurutkan niatnya untuk mencari tahu asal suara itu. Sudah dua kali Bim memergoki suara langkah kaki, suara yang ia dengar tiap tengah malam.

"Kali ini aku tidak boleh lengah" gumam Bim.

Suara itu berhenti. Bim berdiri tepat di depan sebuah ruangan dengan pintu jati berornamen. Letaknya pun cukup jauh dari kamarnya. Ruangan yang berada di ujung lorong minim pencahayaan dan bersebelahan persis dengan semak belukar.  Terkunci.

"Sial !"

Bim hanya bisa menelan kekecewaannya sembari terus mencari akal agar bisa masuk. Bim menengok dari lubang kunci, melihat sebisa matanya menjangkau isi ruangan tersebut. Gelap. Ruangan itu hanya terdapat satu jendela besar usang tanpa tirai hingga cahaya rembulan dapat masuk. Di depan jendela besar itu, terdapat kursi dan meja berisi ceceran kertas dan sebuah mawar merah dalam vas. Bim melirik ke sebelah kanan ruangan yang masih terkena cahaya, ada sebuah lukisan namun hanya sedikit cahaya yang mengenai lukisan tersebut. Tanpa sadar sekelebat bayangan lewat. Bim menggosokkan matanya, memastikan apa yang ia lihat barusan. Kosong. Tidak ada orang dalam ruangan itu.

"Hey, siapa di sana ?" suara itu datang dari ujung lorong.

Bim yang semula tenang, terperangah bangkit dari posisi semula. Bim mengenal suara itu. Suara penjaga asrama, Tuan Frank. Apa yang harus aku lakukan sekarang ?
Share:

27 Jun 2016

Wakdoyok

Hai!
Di post kali ini, aku akan membahas tentang pertemanan. "Kok bahasnya seputar pertemanan terus sih?" Yha karena membahas pertemanan itu mengasyikkan dan tidak ada habisnya.. Mulai dari senengnya, sedihnya, bahkan duka pun ada..

Kalo di post sebelumnya aku membahas pertemanan di masa SMA kali ini naik tingkat ke jenjang yang lebih tinggi *halah* yaituu... jeng jeng.. Apalagi kalo bukan kuliah
Aku tuh selalu bingung harus mulai dari mana takut rancu gitu jadi aku kenalin dulu deh satu-satu

Nih aku kasih dulu fotonya biar greget hihi...

The Squad
Semua diawali dari kiri, dibagian atas ada Nanda, Vica, Maudy, kemudian dibawah ada Dea, Vina dan terakhir... Gausah dibahas *skip*

Awal mula aku kenal mereka semua itu dari juru bicara yaitu Maudy dan perlu diketahui kalau Maudy ini kenal semuanya duluan sebelum aku *nang ndi ae woy* bicara soal dia hmm jangan ditanya.. Bukan Maudy namanya kalau gak diceritain banyak. Nanggung. Tuntasin aja. Pertama kali ketemu ni bocah waktu MOB Fakultas. Masih inget banget nama kelompoknya Sanguinis. Entah kenapa aku bersyukur bisa masuk kelompok ini karena sesuai sama kepribadian lol singkat cerita kita baru bener-bener deket waktu Rektor Cup. Semua mahasiswa memang diwajibkan ikut tapi bakal diseleksi juga. Nah, aku sama Maudy milih bidang yang sama yaitu Halang Rintang dan Paduan Suara which is kita berdua pada akhirnya jadi suporter juga. Setelah kejadian itu aku dan Maudy menjadi pasangan yang bukan main cocoknya buat ngereceh, pokoknya yang aneh-aneh.
Kalo udah ngechat sama dia tuh kayak gak ada faedahnya such as;
"Aatae taee"
"Ingin berkata kasar"
"Aku muak sama kamu kay"
"Halaa gitu tu kamu sayang aku ae mow"  ,  "Tae kay iyuh"  Tae terus gak abis-abis
"Ingin mati aja setelah mendengar itu"
"Wkwkwkwk"
"Yawlaa 19 taun kok pada gak bener gini sih"
"I dont know I can fly" "YESS... Without you"
"Kamu menyimpang kay"  terus  "Kapan kita nggenah?"  dan dari itu semua kita pernah coba untuk berbenah 24jam tapi yaa gitu gesrek lagi what a life :")

Oiya dan karena jadi suporter itulah aku berkenalan dengan wanita sholihah bersuara macho nan jantan Vina! Hoho.. Vina nih buseett kalo yang belum kenal pasti bilangnya njir kalem nih anak... idaman pek arek ini... Emang bener! Idaman banget. Vina ini korban keisengan aku sih huahaha dia sampe lelah. Gini ni doi itu kembar lo cowok-cewek. Kembarannya namanya mas Alvin, super duper ganteng bikin zina mata :") but both of them are such sweet twins I've ever met  bahkan udah kayak couple.. Yang aku suka dari dia nih kalo udah bijak bisa dapet pencerahan dari dia sama kayak Maudy, bedanya harus bener-bener ngomong serius dulu ke Maudy hehe
"Kamu tuh bener dikit poo sehari aja :" "
"Vin" "Vin" "Vin"  dijawab  "Whattt... Miss me?"  ,  "Iya ngebet ketemu akuu"  ,  "Mesti..Normal kay normal"  Kadang aku kasian ama vina huahaha

Beranjak dari Vina, ada Dea si tulang lunak yang gemay nan innocent. Dea ini tipe-tipe sweet girl. Seleranya anak angkatan nih wkw. Sushi addict, bagi yang ngefans bisa ngasi tuh ke doi. Dan Dea ini belum ada yang bisa nandingin selera humornya. Misalnya nih lagi bahas apa gitu si Dea tiba-tiba tanya
"Rek, ember.. Ember apa yang romantis?"
semua udah pada jawab  "Gatau De.."  ,  "Apa, De?"  dengan rasa penasaran ternyata jawabannya
"EMBERada dipelukanmu menyadarkan ku apa artinya kenyamanan~"  Anjeer nguakak :") 
"Mantapan khae"
"Khay emailmu sudah aku feedback"  pas dibuka isinya kira-kira gini
"Khay.. Semua memang tak selalu indah dengan apa yang kita impikan. Namun, ingat satu hal. Akan ada masa dan akan tiba saatnya kita dapat merasakan hal yang kita impikan tersebut khay. #happinessinside #cinta&dicintaiadalahhaksegalabangsa"

Nah point of view dari kita berenam ini itu si Nanda, difoto sengaja cari yang jelek hehe gakding canda tapi aslinya geulis pisan... Lha kok sunda? Iya, dia asli Tasik dan baru-baru ini punya adek yang lucu nan menggemaskan. 
Vica, beuh ini gak kalah cantik, bule pula.. Asli Gorontalo jadi jangan salah kalo kita semua gak ada yang tau kalo dia udah ber-Gorontalo ria. Tapi gini ni videomaker kebanggaan kita lo..
"Ngana pe bodi poco-poco"  Kita berlima cuma hafal ini doang wkw
"Cari mati ng?"  Yawlaa atut :")

Yaudah kayak gitu.. Pertemanan kita tuh kayak gini aja, gak berkembang wkwkw. Biasanya aku kalo udah kangen langsung ganti dp Line yang bareng-bareng terus ngomong rek kangen. dah hehe. Pernah nangis sendiri gitu waktu nonton video kita di Youtube elaah wkwkw

Oiya ngomong-ngomong soal video kalian bisa tonton video kita juga nih di Youtube, sertakan like, comment dan subscribe yaa^^ 
 
Me luv you rek
Share: